Bagi Bangsaku, Indonesia!
Chuck Mcillhenny, seorang pendeta yang melayani Gereja Presbiterian Ortodoks di San Fransisco, suatu kali menceritakan pengalamannya ketika suatu hari ia duduk sambil membaca surat kabar. Ia kemudian mengetahui bahwa esok hari, dewan kota San Fransisco akan menggelar sebuah pertemuan guna membahas sebuah masalah penting: hak-hak kaum homoseksual. Ia berpikir, “Saya tidak boleh hanya duduk-duduk di sini dan membiarkan hal itu diloloskan begitu saja.” Ia tidak membawa massa. Ia tidak membawa plakat apa pun. Ia tidak bergerak melawan mereka, padahal banyak di antara mereka yang bergerak melawan dia. Memang sudah biasa baginya dalam pelayanan, disela oleh kaum lesbian dan homoseksual. Bahkan, rumahnya pernah dilempari bom sehingga kamar tidur anak-anaknya harus dibangun seperti sebuah bunker untuk melindungi mereka dari api. Namun, ia merasa ia perlu pergi ke pertemuan dewan kota itu.